Lutung Kasarung (artinya Lutung yang Tersesat) adalah cerita pantun yang mengisahkan sebuah legenda masyarakat Sunda tentang perjalanan Sanghyang Guruminda dari Kahyangan yang diturunkan ke Buana Panca Tengah (bumi) dalam wujud seekor lutung (sejenis monyet). Dalam perjalanannya di bumi, sang lutung bertemu putri idaman hati yang ada pada sosok Purbasari Ayuwangi. Purbasari adalah putri calon pemegang tahta Kerajaan Pasir Batang yang diusir oleh saudara kandungnya yang pendengki, Purbararang. Didalam perjalanan mendapatkan haknya sebagai pemegang tahta, Purbasari diberikan beragam cobaan oleh Purbararang, namun ia selalu dapat selamat akibat bantuan Lutung Kasarung. Lutung Kasarung adalah seekor mahkluk yang buruk rupa yang pada akhirnya berubah menjadi pangeran tampan dan mengawini Purbasari, dan mereka memerintah Kerajaan Pasir Batang bersama sama.
Dalam cerita Lutung Kasarung diceritakan bahwa meskipun kejahatan selalu hendak menindih kejujuran, namun pada akhirnya kebaikan pulalah yang akan menang. Banyak pula nilai-nilai moral dan tuntunan hidup yang terkandung didalam cerita Lutung Kasarung, diantaranya mengenai adat bertanam padi di ladang, adat makan sirih bahkan mengenai sistem demokrasi yang baik.
Sinopsis Cerita
Pasir Batang adalah Negeri yang kaya akan sumber daya alamnya. Negeri ini menjadi pusat tujuan para pedagang dan menjadi tempat para petani merasa betah karena ladang-ladangnya yang luas, ternak-ternaknya yang sehat dan banyak, hutan yang menghijau sepanjang tahun, dan air yang mengalir di seluruh penjuru.
Suatu hari, Baginda Prabu Tapa Ageung, raja Pasir Batang memutuskan untuk pergi bertapa meninggalkan ke tujuh orang puterinya yaitu Purbararang, Purbamanik, Purbaendah, Purbaleuwih, Purbadewata, Purbakencana dan Purbasari. Baginda Prabu Tapa Ageung menyerahkan pucuk pimpinan sementara kepada Purbararang sambil menunggu Purbasari adiknya cukup dewasa untuk memimpin Negeri Pasir Batang.
Tapi sejak Purba Rarang memimpin, ketidakadilan dan keserakahan mulai merajalela. Ladang-ladang yang luas mulai menyempit, ternak-ternak tinggal tulang, dan air bersih sudah tidak mengalir lagi.Tali persaudaraan antara ketujuh puteri Baginda Prabu Purba Negara pun pecah. Purba Sari, calon pemimpin Pasir Batangberhasil disingkirkannya ke hutan Cupu Mandalayu. Rakyat pun hidup dalam kesengsaraan.
Lalu, tersiar kabar seekor Lutung sakti memporak-porandakan istana Negara Pasir Batang. Siapa dan datang darimana Lutung sakti ini tidak ada yang tahu. Mungkinkah ini pertanda bahwa harapan masih ada?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar